Visiuniversal--Para Warga Belajar dan Siswa sekalian, selamat malam, selamat belajar dan mengerjakan tugas, menemani kegiatan belajar kalian di rumah berikut ini akan kita bahas tentang pertanyaan salah satu teman kalian kemarin, yang menanyakan tentang bagaimana sih kecerdasan itu? dan bagaimana supaya kita bisa cerdas dalam belajar? Berikut ini akan kita bahas tentang pengertian kecerdasan itu sbb :
Dalam banyak buku, situs internet dan literatur, kita akan menemukan banyak definisi kecerdasan, meskipun para ahli masih merasa sulit mendefinisikannya. Kecerdasan dapat dilihat dari berbagai pendekatan, yakni pendekatan teori belajar, pendekatan teori neurobiologis, pendekatan teori psikometri, dan pendekatan teori perkembangan.
Menurut pendekatan psikometris, kecerdasan dipandang sebagai sifat psikologis yang berbeda pada setiap individu. Kecerdasan dapat diperkirakan dan diklasifikasikan berdasarkan tes inteligensi. Tokoh pengukuruan inteligensi Alfred Binet mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang terdiri dari tiga komponen :, yaitu
1. kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan,
2. Kemampuan untuk mengubah arah pikiran atau tindakan, dan
3. Kemampuan untuk mengkritisi pikiran dan tindakan diri sendiri atau autocritism.
Menurut Alfred Binet, intelegensi merupakan sesuatu yang fungsional sehingga tingkat perkembangan individu dapat diamati dan dinilai berdasarkan kriteria tertentu. Apakah seorang anak cukup inteligen atau tidak, dapat dinilai berdasarkan pengamatan terhadap cara dan kemampuan anak melakukan tindakan dan kemampuan arah tindakan apabila diperlukan.
Edwar Lee Thondike, seorang ahli psikologi pendidikan mengklasifikasikan intelegensi ke dalam tiga bentuk kemampuan, yakni:
Dalam banyak buku, situs internet dan literatur, kita akan menemukan banyak definisi kecerdasan, meskipun para ahli masih merasa sulit mendefinisikannya. Kecerdasan dapat dilihat dari berbagai pendekatan, yakni pendekatan teori belajar, pendekatan teori neurobiologis, pendekatan teori psikometri, dan pendekatan teori perkembangan.
Menurut pendekatan psikometris, kecerdasan dipandang sebagai sifat psikologis yang berbeda pada setiap individu. Kecerdasan dapat diperkirakan dan diklasifikasikan berdasarkan tes inteligensi. Tokoh pengukuruan inteligensi Alfred Binet mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang terdiri dari tiga komponen :, yaitu
1. kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan,
2. Kemampuan untuk mengubah arah pikiran atau tindakan, dan
3. Kemampuan untuk mengkritisi pikiran dan tindakan diri sendiri atau autocritism.
Menurut Alfred Binet, intelegensi merupakan sesuatu yang fungsional sehingga tingkat perkembangan individu dapat diamati dan dinilai berdasarkan kriteria tertentu. Apakah seorang anak cukup inteligen atau tidak, dapat dinilai berdasarkan pengamatan terhadap cara dan kemampuan anak melakukan tindakan dan kemampuan arah tindakan apabila diperlukan.
Edwar Lee Thondike, seorang ahli psikologi pendidikan mengklasifikasikan intelegensi ke dalam tiga bentuk kemampuan, yakni:
- kemampuan abstraksi yaitu kemampuan untuk "beraktivitas" dengan menggunakan gagasan dan simbol-simbol secara efektif;
- kemampuan mekanik, yaitu kemampuan untuk "beraktivitas" dengan menggunakan alat-alat mekanis dan kemampuan untuk kegiatan yang memerlukan aktivitas indra-gerak;
- kemampuan sosial, yakni kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru dengan cara-cara yang cepat dan efektif.
Menurut Thondike, ketiga kemampuan tersebut, dapat saling berkolerasi, namun mungkin pula tidak. Dengan demikian ada seseorang yang memiliki daya abstraksi bagus, tetapi lemah dalam bersosialisasi, tetapi ada pula orang bagus dalam melakukan abstraksi, mekanik, dan sosial sekaligus.
Inteligensi menurut Piaget lain lagi. Pandang ahli perkembangan ini melihat inteligensi secara kualitatif, berdasarkan aspek isi, struktur, dan fungsinya. Untuk menjelaskan ketiga aspek tersebut, Piaget mengaitkan intelilgensi dengan periodisasi perkembangan biologis, meliputi sensorimotorik, praoperasional, konkret operasional, dan abstrak operasional.
Pembagian ini dimaksudkan juga sebagai periode perkembangan kognitif. Di dalam perkembangan tersebut terkandung konsep kecerdasan atau inteligensi anak.
Sebuah teori yang menarik yang juga bisa buat motivasi untuk kalian para siswa-dan-mahasiswa, mengenai kecerdasan ini, yaitu dari seorang ahli pendidikan di Harvard University bernama Howard Garner yang mengungkapkan bahwa tidak ada manusia yang tidak cerdas. Paradigma ini menentang teori dikotomi cerdas-tidak cerdas. Garner juga menantang anggapan "cerdas" dari sisi IQ (intelectual quation), yang menurutnya hanya mengacu pada tiga jenis kecerdasan, yakni logika-matematik, linguistik, dan spasial. Untuk selanjutnya, Howard Garner, Kemudian memuculkan istilah multiple intlligences. (Baca Pengertian Kecerdasan Majemuk/multiple intlligences).
Nah berdasarkan hal tersebut, para siswa dan warga belajar sekalian, akhirnya kita bisa percaya bahwa kalian sudah cerdas dan bisa lebih cerdas lagi jika rajin belajar. Rajin-rajinlah membaca buku, karena dengan membaca kita akan semakin pintar dan bertambah ilmu pengetahuan. Otak itu ibarat sebuah pisau, jika sering di asah maka ia akan semakin tajam. Semakin sering kalian mempergunakannya, semakin kuat kemampuan kecerdasannya. (Baca Tips Cara melatih otak Agar Pintar di sini !!)
Demikian warga belajar-siswa dan para mahasiswa sekalian, tetang definisi kecerdasan itu, semoga berman
Inteligensi menurut Piaget lain lagi. Pandang ahli perkembangan ini melihat inteligensi secara kualitatif, berdasarkan aspek isi, struktur, dan fungsinya. Untuk menjelaskan ketiga aspek tersebut, Piaget mengaitkan intelilgensi dengan periodisasi perkembangan biologis, meliputi sensorimotorik, praoperasional, konkret operasional, dan abstrak operasional.
Pembagian ini dimaksudkan juga sebagai periode perkembangan kognitif. Di dalam perkembangan tersebut terkandung konsep kecerdasan atau inteligensi anak.
Sebuah teori yang menarik yang juga bisa buat motivasi untuk kalian para siswa-dan-mahasiswa, mengenai kecerdasan ini, yaitu dari seorang ahli pendidikan di Harvard University bernama Howard Garner yang mengungkapkan bahwa tidak ada manusia yang tidak cerdas. Paradigma ini menentang teori dikotomi cerdas-tidak cerdas. Garner juga menantang anggapan "cerdas" dari sisi IQ (intelectual quation), yang menurutnya hanya mengacu pada tiga jenis kecerdasan, yakni logika-matematik, linguistik, dan spasial. Untuk selanjutnya, Howard Garner, Kemudian memuculkan istilah multiple intlligences. (Baca Pengertian Kecerdasan Majemuk/multiple intlligences).
Nah berdasarkan hal tersebut, para siswa dan warga belajar sekalian, akhirnya kita bisa percaya bahwa kalian sudah cerdas dan bisa lebih cerdas lagi jika rajin belajar. Rajin-rajinlah membaca buku, karena dengan membaca kita akan semakin pintar dan bertambah ilmu pengetahuan. Otak itu ibarat sebuah pisau, jika sering di asah maka ia akan semakin tajam. Semakin sering kalian mempergunakannya, semakin kuat kemampuan kecerdasannya. (Baca Tips Cara melatih otak Agar Pintar di sini !!)
Demikian warga belajar-siswa dan para mahasiswa sekalian, tetang definisi kecerdasan itu, semoga berman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar