Visiuniversal--Pada masa hidup Nabi Muhammad saw, perhatian umat terhadap kitab al-Qur’an ialah memperoleh ayat-ayat al-Qur’an itu dengan cara mendengarkan, membaca, dan menghafalkannya secara lisan dari mulut ke mulut. Mulai dari Nabi kepada para sahabat, dari sahabat yang satu ke sahabat yang lain, dan dari seorang imam ahli bacaan yang satu kepada imam yang lain (Abdul Djalal, 1998).
Pada periode pertama ini, al-Qur’an belum dibukukan, sehingga dasar pembacaan dan pelajarannya adalah masih secara lisan. Pedomannya adalah Nabi dan para sahabat serta orang-orang yang sudah hafal al-Qur’an. Kondisi ini berlangsung terus sampai masa sahabat, masa pemerintahan khalifah Abu Bakar ra. dan Umar ra. Pada masa kekhalifahan ini, kitab al-Qur’an sudah dibukukan dalam satu mushhaf. Pembukuan al-Qur’an tersebut merupakan ikhtiar khalifah Abu Bakar ra. atas inisiatif Umar bin Khattab ra. Pada masa pemerintahan khalifah Utsman bin Affan ra. mushhaf al-Qur’an disalin dan dibuat banyak, serta dikirim ke daerah-daerah Islam yang pada waktu itu sudah menyebar luas guna menjadi pedoman bacaan pelajaran dan hafalan al-Qur’an (Djalal, 1998). Dengan penyebaran al-Qur’an yang menjangkau wilayah yang luas ini, diharapkan akan semakin memudahkan orang untuk membaca dan mempelajari al-Qur’an, bahkan dapat menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya.
Karena itu agar kita mampu membaca dan mempelajari al-qur'an dengan baik diperlukan metode dan cara-cara tertentu hingga kita dapat menjadikan Al-qur'an sebagai pedoman hidup kita sehari-hari :
Rahasia sukses agar mampu membaca Al-Qur'an
1. Tergantung Hidayah Allah SWT
2. Memiliki niat yang sungguh-sungguh
3. Tergantung metode yang digunakan
4. Pengajar yang profesional
5. Al-Qur-an di pelajari sungguh-sungguh secara kotinyu
Kunci Pokok Untuk Membaca Al-qur-an dengan Baik dan Benar
1. Memahami huruf Hijaiyyah "Alif" s.d "Ya"
2. Mengerti Tanda-tanda baca
3. Mengusai Ilmu Tajwid
3 (tiga) Prinsip dalam pembacaan Al-Qur-an agar di Katakan Tartil
1. Konsisten terhadap Pembacaan Mad dan Ghunnah
2. Fasih dalam Pengucapan Huruf-huruf Hijaiyah
3. Mampu Melafalkan ayat-ayat Gharibah secara Baik dan Benar.
Pada periode pertama ini, al-Qur’an belum dibukukan, sehingga dasar pembacaan dan pelajarannya adalah masih secara lisan. Pedomannya adalah Nabi dan para sahabat serta orang-orang yang sudah hafal al-Qur’an. Kondisi ini berlangsung terus sampai masa sahabat, masa pemerintahan khalifah Abu Bakar ra. dan Umar ra. Pada masa kekhalifahan ini, kitab al-Qur’an sudah dibukukan dalam satu mushhaf. Pembukuan al-Qur’an tersebut merupakan ikhtiar khalifah Abu Bakar ra. atas inisiatif Umar bin Khattab ra. Pada masa pemerintahan khalifah Utsman bin Affan ra. mushhaf al-Qur’an disalin dan dibuat banyak, serta dikirim ke daerah-daerah Islam yang pada waktu itu sudah menyebar luas guna menjadi pedoman bacaan pelajaran dan hafalan al-Qur’an (Djalal, 1998). Dengan penyebaran al-Qur’an yang menjangkau wilayah yang luas ini, diharapkan akan semakin memudahkan orang untuk membaca dan mempelajari al-Qur’an, bahkan dapat menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya.
Karena itu agar kita mampu membaca dan mempelajari al-qur'an dengan baik diperlukan metode dan cara-cara tertentu hingga kita dapat menjadikan Al-qur'an sebagai pedoman hidup kita sehari-hari :
Rahasia sukses agar mampu membaca Al-Qur'an
1. Tergantung Hidayah Allah SWT
2. Memiliki niat yang sungguh-sungguh
3. Tergantung metode yang digunakan
4. Pengajar yang profesional
5. Al-Qur-an di pelajari sungguh-sungguh secara kotinyu
Kunci Pokok Untuk Membaca Al-qur-an dengan Baik dan Benar
1. Memahami huruf Hijaiyyah "Alif" s.d "Ya"
2. Mengerti Tanda-tanda baca
3. Mengusai Ilmu Tajwid
3 (tiga) Prinsip dalam pembacaan Al-Qur-an agar di Katakan Tartil
1. Konsisten terhadap Pembacaan Mad dan Ghunnah
2. Fasih dalam Pengucapan Huruf-huruf Hijaiyah
3. Mampu Melafalkan ayat-ayat Gharibah secara Baik dan Benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar